Rindu


Malam sungguh sunyi dan kau mendapatkan dirimu berbaring seorang diri dengan earphone menempel di kedua telingamu, kau menikmati alunan lagu favoritmu.
Pikiranmu tak terarah karena kau tak yakin tentang apa yang sedang kau pikirkan. Namun, perasaanmu mengungkapkan satu hal pasti, kau sedang merindu. 
Playlist lagumu baru saja berganti menjadi lagu akustik yang semakin menguatkan rasa rindumu, rindu akan rumah dan semua hal tentangnya. 
Rumah,
Sudah lama aku tak mencium aroma hangat dari dalam sana. 
Dia bukan hanya sekedar tempat untuk berteduh namun tempat kasih sayang itu tumbuh. 
19 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk mengabaikan semua yang berlalu.
Coretan masa kecil, buku catatan sekolah usang, atau tempelan notes kecil bertuliskan "doctor soon to be"
Aku rindu sudut itu, aku juga rindu pigora kecil dan foto di dalamnya. 
Aku rindu aroma masakan dari dapur atau cahaya matahari yang menembus jendela ruang tengah atau pecahan keramik lantai.
Setiap detail dari rumah itu selalu ku ingat dan tidak akan kulupa sedikitpun. 
Namun sekarang, kau tak dapat lagi melihat semua itu karena suatu keadaan. Kau tak akan mencium aroma hangat itu lagi. 
Yang kau dapatkan hanyalah kesunyian, dan lantai yang penuh debu. 
Semua terasa asing. Para penghuni rumah itu pergi karena sebuah alasan, meninggalkan semua yang tersisa dalam rumah itu. Segalanya tampak sangat menyedihkan.
Namun, 
Kau tak lagi berharap semuanya kembali seperti sedia kala, karena kau menyadari semua akan ada masanya. Kau telah menerima bahwa semua itu adalah bagian dari jalan kehidupanmu.
Kau mencoba melupakan kenangan pahit dengan berusaha tidak memikirkannya lagi. 
Kau berusaha menguatkan dirimu dengan tawa yang kau buat sendiri, namun kau tak lupa satu hal bahwa untuk mencapai fase kesembuhan dalam dirimu kau telah banyak kehilangan tetesan air mata. 

Komentar

Popular Posts